PASANG IKLAN

ADVERTAISER

Rabu, Januari 23, 2013

Kisah luqman dengan telatah manusia



Pernah suatu ketika, Lukmanul Hakim mengajak anaknya berjalan ke pasar. Beliau mengenderai seekor keldai sementara anaknya berjalan kaki menuntun keledai tersebut. Ketika melewati suatu tempat, ia mendengar pembicaraan orang: “Lihat orang tua itu, benar-benar tidak memiliki rasa kasih sayang, anaknya yang kecil dibiarkan berjalan kaki sedangkan dia bersenang-senang menunggang keldai.”

pada saat itu luqman mendengar pembicaraan orang-orang pasar, sehingga luqman turun dari keledainya, dan menyuruh anaknya yang naik, dan mereka melanjutkan perjalanan.

Tidak berapa lama kemudian ketika melewati sekelompok orang, “Lihatlah betapa anak yang tidak pandai mengenang budi ayahnya yang sudah tua, disuruhnya ayahnya menuntun keldai sedangkan dia yang masih muda menunggangnya, sungguh tidak patut,” kata orang-orang tersebut.

luqman juga mendengar pembicaraan sekelompok orang itu, akhirnya sang anak pun turun dari keledainya, sehinnga mereka berdua bejalan kaki sambil menarik keledainya, dan mereka melanjutkan perjalananya lagi

Sejurus kemudian mereka bertemu pula dengan sekelompok orang lain. “Alangkah bodohnya orang yang menarik keldai itu. Keldai untuk dikenderai dan dibebani dengan barang-barang, bukan untuk dituntun seperti lembu dan kambing,” kata mereka.

ia pun mendengar pembicaraan orang-orang lagi, akhirnya mereka berdua menaiki keledainya bersama-sama, dan bejalan lagi

Tidak berapa lama setelah itu mereka mendengar sekelompok orang yang lain yang mereka lewati “Sungguh tidak bertimbang rasa mereka ini, keldai yang kecil ditunggangi berdua!” kata mereka.

akhirnya luqman juga masih mendengar pembicaraan orang-orang.
Dengan bersusah payah mengikat keempat-empat kakinya, akhirnya mereka mampu mengangkat keldai itu. Dan dalam keadaan demikian itu mereka mulai berjalan dengan beban memikul seekor keldai.

Ketika sejumlah orang melihat mereka berdua memikul seekor keldai, mereka ketawa terbahak-bahak. “Ha! Ha! Ha! Lihatlah orang gila memikul keldai!

“Dengarkah engkau apa yang mereka katakan?” dia bertanya kepada anaknya lagi. “Dengar ayah,” jawab anaknya. Mereka lalu meletakkan keldai itu ke tanah.

Lukmanul Hakim pun kemudian menjelaskan hikmah di sebalik peristiwa tadi: Anakku, begitulah sifat manusia. WALAU APAPUN YANG ENGKAU LAKUKAN, ENGKAU TAK AKAN TERLEPAS DARI PERHATIAN DAN PANDANGAN MEREKA. Tidak menjadi soal apakah tanggapan dan sikap mereka benar atau salah, mereka tetap akan mengatakannya.”

Ingatlah anakku BILA ENGKAU TELAH BERTEMU KEBENARAN, JANGANLAH ENGKAU BERUBAH HATI HANYA KERANA MENDENGAR KATA-KATA ORANG LAIN. YAKINLAH PADA DIRI SENDIRI DAN GANTUNGKAN HARAPANMU KEPADA ALLAH.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar