PASANG IKLAN
ADVERTAISER
Jumat, Februari 01, 2013
filosofi 5 jari, kumpulan artikel keren
IP - Suatu kali, seseorang pernah menjelaskan padaku tentang filosofi lima jari.
Kata beliau, tiap-tiap jari pada tangan kita
merupakan perlambang sesuatu. Aku tercenung khusyuk mendengarkan, lalu dia bertutur.
Ibu jari, kata beliau, merupakan perlambang
penguasa. Ibu jari adalah jari yang mengumpulkan semua keunggulan empat jari yang lain, dan mengontrolnya untuk dapat
melakukan sesuatu, mensinergikan semua
kekuatan empat jari yang lain, dan meledakkannya pada momentum yang tepat.
“Cobalah kau genggam palu dengan empat jarimu selain ibu jari” kata beliau padaku, “dan ayunkan palu itu sekuat tenaga, hampir pasti palu itu terbang entah kemana”. Itu cerita
beliau tentang ibu jari, jari paling besar yang mengontrol empat jari lainnya.
Telunjuk, kata beliau lagi, adalah perlambang orang kaya, itulah kenapa kita terbiasa menunjuk-nunjuk sesuatu, atau memerintahkan seseorang melakukan sesuatu
dengan telunjuk, persis seperti orang kaya yang kelakuannya mau apa-apa tinggal tunjuk.
Aku tersenyum sedikit, kupikir bisa jadi juga
begitu, lalu kudengarkan dia meneruskan.
Jari Tengah, ujarnya bijak, adalah perlambang seorang yg beriman (orang yang berilmu), jari tengah merupakan jari yang paling tinggi diantara kelima jari, akan tetapi setiap kali
kita akan makan menggunakan tangan, atau
mengambil suatu barang, secara anatomis jari tengah akan menarik diri menjadi sejajar dengan empat jari lainnya. Itulah perlambang
kebijakan jari tengah.
Aku tersenyum simpul, sambil curi-curi kupraktekkan mengambil kerikil di dekat kakiku
dan itu dia si jari tengah mensejajarkan diri
dengan yang lain.
Jari Manis, ujarnya lagi, ini adalah perlambang
pemuda, pemuda selalu manis untuk dipandang, entah karna kepintarannya, luas pengetahuannya, anggun rupanya, atau karna
hal-hal lain, kau tahu, katanya, itulah kenapa
kita pasang cincin di jari manis kita, itu perlambang keindahan pemuda!!
Tak sabar aku menanti yang terakhir, sambil
tersenyum aku mendengarkan dia berkata
merdu, Jari Kelingking, tak lain tak bukan adalah perlambang wanita, katanya.
Kelingking jari terlemah diantara semuanya.
Aku mengangguk takzim, tapi lalu tersenyum
nakal “bukankah tidak selamanya perempuan
itu lemah?”
Kau benar, kata beliau, itulah kenapa permainan “suit” kita memenangkan kelingking dari ibu jari, penguasa saja bisa bertekuk lutut dengan wanita, kata beliau. Benar juga ya, pikirku, sesaat sebelum dia membuyarkan
lamunanku dan berkata, kelingking kalah dengan telunjuk seperti wanita dengan harta.
Semoga bermanfaat.
by: ilmu pengetahuan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar